Solusi Pencegahan Kram Pada Bagian Kaki

Senin, 07 April 2014

Tentu semua orang pernah atau sering merasakan kram pada bagian kaki. Pada artikel berikut ini, saya jelaskan sedikit mengenai kram yang biasa di alami setiap orang.

Kram adalah tarikan pada otot, ligament atau tendon yang disebabkan oleh regangan (streech) yang berlebihan yang terjadi secara mendadak dan singkat, yang biasanya menimbulkan nyeri.
Kram kaki adalah nyeri akibat spasme otot di kaki yang timbul karena otot berkontraksi terlalu keras, intens, mendadak dan di luar kontrol.
Daerah yang paling sering kram adalah otot betis di bawah dan belakang lutut atau otot kecil di telapak kaki. Kram pada kaki ini biasanya terjadi karena kelelahan akibat aktivitas sehari-hari atau kekurangan kalsium, di sinyalir menjadi penyebab ketegangan pada otot kaki ini.
Nyeri kram dapat berlangsung beberapa detik hingga menit dengan keparahan bervariasi dan pada umumnya Orang tua lebih sering terkena kram daripada orang muda. Pada beberapa orang tua, kram bahkan bisa terjadi setiap hari.
Penyebab
Pada umumnya penyebab kram tidak diketahui (idiopatik). Sementara ahli berpendapat bahwa kram terjadi ketika otot yang sudah dalam posisi mengkerut dirangsang untuk kontraksi.
Hal ini terjadi saat kita tidur dengan posisi dengkul setengah ditekuk, dan telapak kaki sedikit mengarah ke bawah. Pada posisi ini otot betis agak tertekuk dan mudah terkena kram. Itulah mengapa gerakan pelenturan sebelum tidur dapat mencegahnya.
Pada beberapa kasus, kram mungkin terjadi karena masalah atau kondisi lainnya, misalnya :
  • Beberapa jenis obat dapat memberikan efek samping berupa kram. Golongan obat ini antara lain : diuretik, nifedipine, cimetidine, salbutamol, statins, terbutaline, lithium, clofibrate, penicillamine, phenothiazines, dan nicotinic acid.
  • Dehidrasi.
  • Ketidakseimbangan zat garam dalam darah (misalnya, kadar kalsium atau potasium terlalu rendah).
  • Kehamilan, terutama pada trimester akhir.
  • Kelenjar tiroid yang kurang aktif.
  • Penyempitan arteri kaki yang menghambat sirkulasi.
  • Gangguan saraf.
  • Sirosis hati.
Pada kondisi di atas, kram hanyalah satu dari beberapa gejala lainnya. Bila tidak ada gejala lain, kemungkinan besar kram bersifat idiopatik dan bukan karena kondisi di atas.
Penanganan
Gerakan pelemasan (stretching) dan pemijatan biasanya dapat meredakan serangan kram. Obat pengurang sakit biasanya tidak bermanfaat karena tidak cukup cepat bekerja. Namun, pengurang sakit seperti paracetamol mungkin bermanfaat meringankan nyeri dan lemas otot yang kadang masih berlangsung hingga 24 jam setelah hilangnya kram.
Pencegahan
  1. Beritahu dokter bila kram kemungkinan disebabkan oleh konsumsi salah satu obat di atas. Dokter dapat memberikan obat alternatif.
  2. Minum setidaknya enam gelas penuh setiap hari, termasuk satu gelas sebelum tidur. Juga perbanyak minum sebelum, selama dan setelah berolah raga.
  3. Konsumsi makanan yang kaya kalsium, potasium dan magnesium. Makan satu atau dua buah pisang sehari sudah cukup memenuhi kebutuhan potasium Anda.
  4. Bila Anda sering mengalami kram saat tidur, lakukan gerakan pelemasan pada otot-otot betis sebelum tidur. Caranya adalah dengan berdiri sekitar 60-90 cm dari dinding, lalu condongkan badan ke arah dinding dengan telapak kaki tetap di tempat. Lakukanlah beberapa kali. Anda mungkin perlu beberapa hari melakukannya sampai efeknya terasa.
  5. Tidurlah dengan posisi yang mencegah otot betis Anda tertekan tanpa disadari :
  • Gunakan bantal untuk menyangga telapak kaki saat Anda tidur telentang.
  • Bila Anda tidur tengkurap, posisikan telapak kaki menggantung di ujung kasur.
  • Usahakan selimut tetap longgar di bagian kaki agar jari-jari dan kaki telapak tidak menghadap ke bawah saat tidur.
Sumber

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
 
Copyright © Healthy Live 4ever