Perdagangan obat palsu dan ilegal marak terjadi di Indonesia. Obat-obat palsu tidak hanya mencakup obat penambah vitalitas, tetapi juga obat malaria, diabetes, dan antibiotik.
”Data regional menunjukkan, obat-obatan penahan rasa sakit, antibiotik, malaria,
dan diabetes paling sering dipalsukan,” kata Duta Besar Amerika Serikat
untuk Indonesia Robert Blake dalam pidato pembukaan acara Edukasi
Bahaya Obat Palsu dan Kosmetik Palsu Melalui Iklan Layanan Masyarakat,
di Jakarta, Rabu (26/2/2014). Acara ini melibatkan Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM) dan Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan.
Kepala
BPOM Roy Sparringa mengatakan, obat-obatan yang paling banyak
dipalsukan di Indonesia adalah obat disfungsi ereksi, pelangsing badan,
penurun kolesterol, dan pemutih kulit. Selain itu, obat yang seharusnya
dibeli berdasarkan resep dokter juga dipalsukan dan dijual di
warung-warung.
Ini terbukti dalam Operasi Storm yang dilakukan
Satuan Tugas Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal BPOM di Jayapura,
Kupang, Ambon, dan Jakarta. Dari keempat daerah endemik malaria
tersebut, satuan tugas menyita obat-obat malaria palsu dan ilegal
bernilai total Rp 5,7 miliar dari warung-warung eceran. Pada tahun 2013, BPOM telah memusnahkan 19.041 jenis obat palsu dan ilegal.
Di bawah standar
Obat
palsu yang meniru produk obat yang dikeluarkan produsen resmi biasanya
tidak mengandung zat aktif yang dikandung obat asli dan terbuat dari
bahan-bahan berkualitas di bawah standar. Obat ilegal adalah obat yang
tidak terdaftar di Kementerian Kesehatan dan BPOM. Baik obat palsu
maupun ilegal berbahaya bagi kesehatan karena tidak menyembuhkan
penyakit dan bahkan bisa menyebabkan kematian.
Obat palsu
memiliki banyak konsumen karena berharga murah. Obat-obatan palsu
diproduksi di dalam dan luar negeri. Cara obat palsu masuk Indonesia
adalah melalui daerah perbatasan, pelabuhan ”tikus”, atau dititipkan
melalui kerabat yang pergi ke luar negeri. ”Tantangan terberat berada di
sektor daring (online). Meski berkali-kali digerebek, selalu muncul situs-situs baru penjual obat palsu,” kata Roy.
Masyarakat
bisa memastikan keaslian obat dengan cara membeli di tempat-tempat
resmi, seperti apotek dan rumah sakit. Selain itu, konsumen juga harus
memeriksa tanggal kedaluwarsa, nomor izin BPOM, dan alamat produsen.
Cara memastikan keaslian nomor izin bisa dilakukan dengan mengakses
situs www.pom.go.id.
Sumber
Kategori
- Diet (7)
- Info (66)
- Kanker (8)
- Kecantikan (25)
- Kesehatan Ibu dan Anak (13)
- Obat Tradisional (23)
- Tips Sehat (13)
Jenis Obat Palsu Bertambah
Rabu, 05 Maret 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar